Tuesday, December 15, 2009

I am proud being "Wong Jowo"

menjadi "wong jowo" menurut saya sangat sulit. Di luar pulau jawa, Wong Jowo di banggakan dan di hargai karena "toto kromo" atau juga "unggah-ungguh"nya.
Saya sebenarnya bukan Native Javanese. Saya adalah bentuk blasteran dua budaya di indonesia ini, hehe.. percampuran antara budaya indonesia tengah dan jawa. Sulawesi dan Jawa tepatnya.
Masa kecil saya lebih banyak di habiskan di tanah Sulawesi, dimana di daerah saya tersebut terdapat berbagai macam suku bangsa indonesia. Mulai dari Jawa, Batak, Jakarta, Bali, Lombok dan laen-laen lah. Sangat menyenangkan sekali mengingat masa kecil saya di lalui bersama teman-teman dari berbagai suku yang notabene mereka ada di tanah Sulawesi karena mata pencaharian orang tua mereka. Kami dulu sewaktu kecil sangat culun, kental dengan logat daerahnya masing-masing namun berada dalam satu sekolah. Lucunya, kalau sudah ada "adegan berantem" sewaktu kecil, kami sering menggunakan cemoohan bahasa lokal kami.
hehe. Tentu saja lawan bicara kami yg berbeda suku tidak mengerti.
Hal yang paling saya ingat ketika kecil dan menjadi "wong jowo" di tanah sulawesi adalah.. teman-teman kecil saya selalu mengejek saya ketika berbicara menggunakan bahasa jawa. Mereka bilang Wong Jowo itu terlalu kalem, kalau ngomong seperti berbisik-bisik. hahaha.
Tentu saja kalah dengan logat batak ataupun Bugis yang kebanyakan rate speed pembicaraan mereka cepat dan kasar. Wah! itulah susahnya jadi wong jowo di tanah sulawesi.
Tapi tidak selamanya jadi wong jowo itu susah di luar pulau sana. saya masih ingat betul, bagaimana warga sekitar rumah saya sangat menghargai Wong Jowo, meskipun dia cuma seorang guru SD. Ibu saya. adalah seorang guru SD, tapi beliau cukup di hargai dan di hormati di daerah rumah saya. Warga sekitar sering menyapa ibu saya dengan sebutan, "bu guru". hehe. padahal kalau di jawa prestige seorang guru itu biasa saja. tapi disini, berhubung yang jadi guru itu wong jowo jadinya di hargai.
Wong Jowo penuh dengan kesantunan, unggah ungguh, toto kromo atau apalah yang jarang-jarang di punyai oleh suku lain. Wong Jowo memiliki kebudayaan yang patut di banggakan seperti wayang, batik yang cenderung membutuhkan kesabaran dalam melakukannya.
Saya bangga menjadi Wong Jowo!
dan saya bangga kini saya bisa hidup dan berdiri menghirup tanah jawa, tanah kelahiran saya yang lama saya tinggalkan.. disini serba murah, kehidupan yang modern ( meskipun tidak semodern british).
hehe. meskipun cari kerja di jawa itu susah, dan penduduknya banyak yang korupsi, saya tetap mencintai jawa. seperti saya mencintai ibu saya yang orang jawa. :D
begitupun juga dengan cita-cita rumah tangga saya. saya sangat dan sangat ingin mendapatkan suami yang pure javanese. hehehhe
Bapak saya sering bilang, "untuk apa kamu hidup di jawa, toh jawa tidak pernah bisa memberikan kamu penghasilan yang banyak". TETAP! saya tetap mencintai jawa. Meskipun suatu saat nanti kelar kuliah saya akan cabut dari jawa, tapi suatu nanti saya pasti akan kembali ke jawa, untuk membeli Tanah Jawa ku ini..
HIDUP WONG JOWO!!

0 comments:

Post a Comment