
Waktu di nilai sangat kejam tak pernah memberi kesempatan sekalipun, pergi dan meninggalkan kita tanpa ampun.
Namun, sesungguhnya waktu atau diri kita sendiri yang begitu kejam menyia-nyiakan waktu itu sendiri. Waktu..
Seandainya dia mau menunggu. tentu kamu tidak akan dalam masa sekarang,selalu saja menunggu dalam masa lalumu.
Waktu bagiku, seperti aliran sungai yang bermuara pada laut. Tak kan pernah dia mengalir terbalik menuju hulu lagi.
Air ber arus, begitupun juga dengan waktu. Pernah kah kita merasa begitu cepatnya sebuah perjalanan kehidupan berlalu? Masa lalu, konflik dan sebuah proses kehidupan. Seringkali kita kecewa dengan waktu, merasa dia benar2 tak pernah adil. Ketika kebahagiaan malam tahun baru harus berakhir dalam sepersekian jam, kemudian ketika maut menjemput.. Waktu sangat kejam, bagimu yang tak pernah peduli terhadap waktu. Bagimu yang selalu menyia-nyiakan waktu, hingga dia tak mau lagi menoleh dan peduli terhadapmu lagi apakah kau siap dengan arus berikutnya.
Seandainya waktu mau menunggu seorang anak manusia untuk siap berjalan di usianya yang sudah di tetapkan, maka si anak tak kan pernah mencoba berjalan dengan sendirinya dan secepatnya, karena dia percaya sang waktu akan selalu menunggu dengan setianya.
Waktu tidak akan pernah menunggu apakah kau akan siap kehilangan sebuah pekerjaan yang menjadi penopang kehidupan keluargamu. Seandainya dia mau menunggu sampai kau siap, tentu kau tidak akan pernah siap.
Aku dan waktu. Begitu banyak yang ku sia-siakan setiap jam, menit dan detiknya. Setiap kedipan mata sayuku, waktu akan terus menghitung dan tak kan pernah ada jeda. Seandainya waktu mempunyai jeda, tentu akan sangat mengerikan ketika waktu memanggilmu untuk kembali pada Tuhan, jeda antara hidup dan mati. Mengerikan.
kawand, inilah waktumu untuk peduli pada sang waktu.
Tentu saja aku sebagai penulis bukan orang yang sempurna dengan tidak pernah menyia-nyiakan waktu. Aku sama seperti kalian. Selalu saja mempermainkan waktu dan membuat aturan sendiri. Dan suatu ketika sang waktu menangis padaku, memintaku untuk tidak pernah mempermainkannya. Karena hanya akan menimbulkan penyesalan. Ya, aku menyesal. Aku telah bermain-main dengan waktu. Mulai detik ini, mari kita mulai mencintai waktu.
Semoga bermanfaat. :D
0 comments:
Post a Comment